
Opini: Menghargai Orang Lain

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak bisa hidup sendiri karena pada hakikatnya kita adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan. Setiap saat kita pasti membutuhkan kehadiran orang lain, baik dalam keluarga, pertemanan, maupun masyarakat. Oleh karena itu, sikap menghargai orang lain menjadi hal dasar yang harus diperhatikan. Menghargai bukan hanya soal etika, tetapi juga wujud kesadaran bahwa setiap individu memiliki martabat, perasaan, dan peran masing-masing dalam kehidupan bersama. Tanpa adanya sikap saling menghargai, hubungan sosial akan mudah renggang dan rasa kebersamaan pun dapat hilang.
Sudahkah kita menghargai orang lain? Menghargai orang lain bisa dimulai melalui hal-hal kecil, misalnya dengan mengucapkan terima kasih ketika menerima bantuan, meminta maaf saat melakukan kesalahan, atau memberikan perhatian ketika seseorang sedang berbicara. Sikap sederhana seperti tidak memotong pembicaraan, mendengarkan orang lain dengan sungguh-sungguh, hingga memberikan senyuman juga merupakan bentuk penghargaan. Meski terlihat sepele, hal-hal kecil tersebut mampu menciptakan suasana yang lebih hangat dan membuat orang merasa dihargai keberadaannya. Akan tetapi, bentuk sederhana menghargai orang lain seperti contoh di atas terkadang sulit dilakukan, entah karena tidak terbiasa atau karena merasa tidak perlu melakukannya. Padahal, membiasakan diri untuk menghargai orang lain justru memberikan banyak manfaat, baik bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Ketika kita terbiasa bersikap menghargai, hubungan sosial akan terasa lebih harmonis, dan kepercayaan antarindividu pun lebih mudah terbangun. Sebaliknya, ketika sikap ini diabaikan, konflik kecil bisa cepat membesar hanya karena kesalahpahaman yang sebenarnya dapat dicegah.
Namun, pernahkah kita merasa tidak dihargai oleh orang lain? Sebagai manusia, tentu ada kalanya kita merasakan hal tersebut seolah kehadiran kita tidak dianggap atau keberadaan kita tidak penting. Wajar jika kemudian muncul berbagai pertanyaan di dalam hati: Apakah saya kurang memiliki potensi? Apakah saya berbuat salah sehingga diperlakukan seperti ini? Pertanyaan-pertanyaan semacam ini sering kali hadir ketika kita berhadapan dengan kenyataan bahwa orang lain tidak menghargai kita. Sikap kurang menghormati orang lain tentu saja tidak bisa dibenarkan. Perilaku tersebut tidak hanya melukai hati, tetapi juga menciptakan jarak dan merusak hubungan sosial. Menghargai seharusnya menjadi kewajiban bersama, bukan hanya dituntut dari satu pihak. Sebab, ketika kita ingin dihargai, sudah sepantasnya kita pun menghargai orang lain terlebih dahulu.
Menghadapi situasi ketika tidak dihargai memang tidak mudah. Namun, kita bisa belajar untuk tidak serta-merta membalas dengan sikap yang sama. Justru pada titik inilah kedewasaan diuji: bagaimana kita tetap menjaga sikap, menahan emosi, dan memilih untuk tetap berperilaku baik. Dengan cara itu, kita tidak hanya menjaga harga diri sendiri, tetapi juga memberi teladan bahwa menghargai orang lain tetap penting, meskipun terkadang kita sendiri tidak mendapatkan hal yang sama.
Pada akhirnya, menghargai orang lain merupakan hal penting dalam membangun hubungan sosial yang sehat. Meski terlihat sederhana, kebiasaan ini mampu menciptakan suasana yang damai, penuh toleransi, dan saling mendukung. Jangan menunggu orang lain untuk memulai, karena perubahan besar selalu berawal dari langkah kecil dalam diri kita sendiri. Dengan membiasakan diri untuk menghargai, kita bukan hanya memberikan kebaikan bagi orang lain, tetapi juga menumbuhkan nilai kemanusiaan dalam diri sendiri. Jika setiap orang mampu menerapkannya, maka kehidupan yang harmonis bukan lagi sekadar harapan, melainkan kenyataan yang bisa kita wujudkan bersama.
Yogyakarta, 26 September 2025
Rachel Putri Widiyaning Tyas
Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum UAJY Angkatan 2022
Penerima Beasiswa KAMAJAYA Angkatan ke-8
Image by MetsikGarden from Pixabay
No Comments