KAMAJAYA Scholarship / Kisah/Kesaksian/Testimoni  / The Year of Great Harvest

The Year of Great Harvest

Naung salpu taon na buruk i, Ho ma hu puji Tuhan ki
ai diramoti Ho tongtong tondingku dohot dagingkon”

Beberapa bait dari lagu Batak yang tertulis di Buku Ende (buku kumpulan lagu bahasa Batak yang digunakan di Gereja HKBP) yang selalu dinyanyikan di gereja di tanggal 1 Januari. Arti lagu ini adalah “Sudah berlalu tahun yang lama itu, Kau (Yesus) lah yang kusembah Tuhanku, Kau yang tetap melindungiku”. Lagu ini menjadi sebuah renungan bagi saya. Benar, 2 tahun berlalu, 10 tahun berlalu, 20 tahun berlalu, dan saya masih menginjakkan kaki di 2019 menjelang umur 21 tahun. Berubah, itu pasti. Jika 10 tahun yang lalu harga telur di warung Rp 500, tidak disangka hari ini sudah Rp 2.000. Jika 3 tahun yang lalu saya menangis di perantauan mencari uang untuk melanjutkan hidup dan membantu orang tua saya yang susah, siapa sangka saya bisa kuliah di Universitas Atma Jaya Yogyakarta saat ini hanya karena kebaikan Tuhan. Tahun selalu berganti dan dunia serta manusianya yang berubah, tetapi kebaikan Tuhan tidak pernah sama dengan perubahan dunia dan manusia.

Foto bersama keluarga pada perayaan Natal di gereja (25 Desember 2018).

Setelah 3 tahun di perantauan tanpa pernah sekali pun pulang ke kampung halaman melepaskan rindu dengan keluarga, di tanggal 14 Desember 2018 akhirnya saya bisa pulang kampung dengan uang dari hasil tabungan saya. Biaya studi saya sudah dibantu Beasiswa KAMAJAYA, sehingga saya bisa menabung sedikit demi sedikit dari hasil kerja. Sebelumnya, saya tidak bisa menabung sama sekali karena uang hasil kerja habis untuk mencicil pembayaran SPP dan biaya hidup. Sungguh tidak disangka bahwa uang tabungan tersebut akhirnya cukup untuk pulang kampung.

Orang tua saya menangis haru saat saya sampai di kampung halaman. Mereka sudah menanti kedatangan saya di depan rumah. Saat itu, saya tidak dijemput karena dari bandara ke kampung halaman saya masih harus naik bis selama 8 jam. Saat itu, saya tiba jam 10 malam di Medan dan baru jam 6 pagi di esok harinya sampai di kampung. Kedua orang tua saya menunggu saya di depan rumah (dari kejauhan jalan sudah terlihat). Saat bus berhenti dan saya turun dari bus tersebut, ibu saya berlari memeluk saya dan menangis. Terdengar seperti drama di FTV, tapi itulah kenyataannya. Bapak dan Ibu sudah sangat merindukan saya untuk pulang. Bukan karena saya tidak mau pulang, tetapi keadaan ekonomilah yang tidak memungkinkan. Bapak dan Ibu bercerita tentang perasaan mereka saat saya sampai di rumah, betapa bahagianya bertemu dengan saya dan saya juga begitu. Walau rumah kami kecil dan berdinding kayu, walau Bapak dan Ibu sudah tua dan lesu, walau saya harus tetap ke ladang untuk bekerja saat libur, walau ikan asin menjadi teman nasi saya hari ini, semua itu yang selalu saya rindukan. Akhirnya saya pulang!

Tanggal 31 Desember 2018 menjelang pergantian tahun, kami sekeluarga berkumpul untuk beribadah di rumah (tradisi). Orang tua saya menyampaikan nasehat kepada saya, untuk tetap rendah hati dan mengenal siapa keluarga saya, bahwa saya bukan dari keluarga yang berada. Pagi tahun baru, kira-kira jam 02.30 WIB, saya pergi ke luar rumah dan menatap langit sambil meneteskan air mata dan menahan suara saya agar tidak satu pun yang tahu kalau saya sedang menangis. Saya sedih melihat orang tua yang sudah habis-habisan bekerja membanting tulang mencangkul di ladang demi menyekolahkan saya dan adik-adik. Pagi itu saya berjanji pada diri saya sendiri, mulai detik ini saya akan menjadi manusia yang lebih baik lagi dan sukses di masa depan.

Bersama Bapak dan Ibu di bandara sebelum kembali ke Yogyakarta.

Tahun ini, adik saya lulus dari bangku SMA. Sedih rasanya mendengar permintaannya yang ingin sekali kuliah. Dalam hati saya berkata, “Saya bisa kuliah sampai lulus nanti saja sudah syukur sekali, bagaimana caranya orang tua kita yang hidupnya pas-pasan menguliahkan 2 anak sekaligus”. Sakit sekali, benar itu sangat sakit. Saat adik saya punya kemauan untuk kuliah tetapi orang tua tidak punya uang untuk menyekolahkannya. Tetapi bagaimanapun, saya tidak akan pernah mematahkan semangat adik saya. Saat kami duduk berdua di atas kayu yang setengah lapuk di tengah-tengah kebun, saya mengatakan, “Bagi Tuhan, tidak ada yang mustahil. Saat lulus nanti, Kakak bantu kamu semampu Kakak. Pakai uang Kakak biar kamu bisa tes masuk perguruan tinggi. Tapi, kamu juga harus berusaha. Ingat! Hasil tidak akan mengkhianati usaha. Keadaan orang tua kita pas-pasan, jangan bergantung dengan uang orang tua. Kamu harus cari beasiswa, misalnya beasiswa Bidik Misi. Kalaupun besok tidak ada yang bisa menguliahkanmu, merantaulah cari pekerjaan dan tabung uang agar kamu bisa sekolah di tahun berikutnya”. Hari ini, saya cukup puas membukakan mata adik saya agar mengerti perasaan kami sekeluarga.

Orang tua kami tidak melarang dia untuk kuliah, tetapi ada baiknya dia mengerti keadaan orang tua. Untungnya saja, dia mau terima nasehat orang tua dan saya dengan lapang dada. Saya percaya, walau jalan yang sedang saya lewati masih sangat berbatu dan berlubang besar, tetapi dengan hati yang percaya kepada Tuhan yang ajaib, saat kehendak-Nya dinyatakan atas hidup saya dan keluarga, jalan berbatu ini akan berakhir dan kami akan sampai di sungai yang tenang. Takkan kugentar, takkan habis harapan, karena hidup yang kujalani tidak sendirian.

Selesai sudah pertemuan saya dengan keluarga. Saya akan kembali ke Yogyakarta dengan semangat baru. Menghadapi kerasnya dunia, kembali lagi dengan kerjaan sampingan, dan mempertahankan IP (atau meningkatkannya). Saya mengucapkan terima kasih kepada KAMAJAYA Scholarship. Tanpa bantuan beasiswa KAMAJAYA, saya bukan apa-apa hingga hari ini. Selamat tahun baru, dan semoga tahun ini menjadi “The Year of Great Harvest”, baik di tempat kerja, perkuliahan, di tengah-tengah pergaulan bersama teman-teman, dan terlebih di tengah-tengah keluarga. SYALOM.

Tapanuli Utara, 5 January 2019
Nella
Penerima Beasiswa KAMAJAYA
Mahasiswa Program Studi Teknobiologi UAJY Angkatan 2017

No Comments

Post a Comment

×

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× Tanya Beasiswa KAMAJAYA