Tetap Bersyukur, Berdoa, dan Berusaha
Puji Tuhan! Saya berterimakasih kepada Tuhan atas kasih karunia Tuhan yang teramat besar untuk saya. Terimakasih kepada Bapak/Ibu donatur KAMAJAYA Scholarship yang telah membantu saya sehingga saya masih bisa melanjutkan kuliah saya di Semester 7 yang lalu. Semoga berkat Tuhan terus melimpah untuk Bapak/Ibu donatur KAMAJAYA Scholarship. Pada kesempatan ini, saya mau cerita mengenai skripsi yang harus saya tempuh di Semester 8. Kalau boleh jujur, di saat ini saya bingung sekali harus bagaimana. Semester ini mungkin semester terberat karena di sinilah perjuangan saya yang sesungguhnya. Saya harus menyelesaikan skripsi dengan topik yang telah disetujui dosen pembimbing saya ketika seminar proposal di Semester 7 yang lalu.
Hal yang membuat saya bingung dan terus saya pikirkan adalah biaya penelitian yang tidak sedikit. Saya tidak tahu harus meminta uang dengan cara apa kepada orangtua saya. Saya sangat paham keadaan keuangan keluarga yang tidak memungkinkan saya untuk meminta uang tersebut kepada orangtua. Saya tahu pasti jika saya lakukan nantinya orangtua jadi kepikiran harus mencari pinjaman kemana lagi. Jujur saja, untuk biaya hidup saya saja orangtua sudah kesulitan. Hal ini terjadi karena usaha kedua orangtua saya masih tetap terombang-ambing. Bisa mendapatkan kiriman uang untuk 5 hari atau seminggu sekali dengan nominal Rp 100 ribu saja, saya sudah bersyukur sekali. Setidaknya saya masih bisa makan dan masih bisa nge-print tugas-tugas. Saya tahu orangtua tidak tega hanya memberikan segitu, sampai mereka sering telepon dan bilang “Maaf mami papi baru bisa kasih segitu, bukannya papi mami gak mau kasih lebih, papi mami pengen kasih lebih buat cici tapi belum bisa”. Saya benar-benar sedih, saya tahu papi mami sudah berusaha keras, banting tulang buat membiayai saya kuliah dan sekolah adik.
Di saat seperti itu saya hanya bisa bilang, “Papi mami yang sabar ya, Tuhan tidak pernah tidur, pasti Dia membantu kita, jangan pikirin cici terlalu berat mi pi, kita satu keluarga harus semangat dan berusaha yang terbaik, yang penting jangan pernah meninggalkan Tuhan”. Jika ditanya uang saya tinggal berapa sama papi mami, saya kadang sering berbohong kepada mereka, saya tahu karena mereka belum bisa kirim uang. Saya selalu bilang, “Tenang pi mi, cici masih ada Rp 20 ribu kok, cici masih bisa makan buat hari ini, nanti kalo kurang karena harus nge-print tugas, ntar cici pinjem uang dulu ke temen”. Sebenarnya ketika saya bilang begitu, saya sama sekali sudah tidak punya uang. Saya juga selalu bilang, “Doa-in cici ya semoga cici lulus cepet, bisa cepet dapat kerjaan, supaya cici bisa bantu buat biayain adek sekolah sampe kuliah nanti”. Kadang saya berpikir dan heran juga, dengan sisa uang segitu kok saya masih bisa nge-print tugas-tugas, laporan praktikum dan masih bisa untuk makan. Saya tahu itu campur tangan Tuhan. Saya berterimakasih sekali kepada Tuhan. Puji Tuhan sampai detik ini saya masih bersyukur Tuhan. Keluarga saya masih sehat dan ada tempat tinggal. Saya percaya di dalam keterbatasan yang kami punya, Tuhan selalu bantu untuk menopang hidup kami.
Dari hal tersebut saya mulai kepikiran dengan biaya penelitian, mau tidak mau harus saya pikirkan dan penelitian skripsi pun harus terlaksana. Biaya penelitian tidak lah sedikit. Kemarin saya survei untuk membeli pelarut yang merupakan kepentingan dasar saja sudah sangat mahal sekali, harganya mencapai Rp 1,7 juta. Itu hanya untuk membeli pelarut, belum untuk membeli bahan dan perlengkapan lainnya serta untuk biaya peminjaman alat di laboratorium. Saya bingung harus bagaimana, saya harus meminta bantuan kepada siapa. Saya sekarang ini mulai takut karena saya belum bisa beli bahan apa-apa untuk skripsi saya padahal saya sudah punya target bulan Februari ini sudah masuk Laboratorium memulai penelitian. Sekarang ini saya hanya bisa berdoa kepada Tuhan untuk mendapatkan solusi terbaik bagi saya.
Yogyakarta, 7 Februari 2019
Christina Laurentia
Penerima Beasiswa KAMAJAYA
Mahasiswa Fakultas Teknobiologi UAJY, Angkatan 2015
No Comments