Penerima Beasiswa KAMAJAYA : Andi Ilham Paturusi
Andi Ilham Paturusi
Tanggal Lahir:
Kota Asal:
Studi:
17 September 1998
Bandar Lampung
Fakultas Hukum Prodi Ilmu Hukum semester 7 (September 2019)
Andi Ilham Paturusi
Mahasiswa Fakultas Hukum UAJY Prodi Ilmu Hukum
Keluarga Adalah Segalanya
Nama saya Andi Ilham Paturusi. Saya adalah mahasiswa Fakultas Hukum UAJY, Semester 7, Angkatan Tahun 2016/2017 dan saya berasal dari Lampung. Saya lahir pada tanggal 17 September 1998 di Palembang tempat nenek saya. Namun, saya besar dan berkembang di Bandar Lampung, tempat keluarga saya hidup bersama hingga sekarang. Saya anak kedua dari tiga bersaudara dan total keluarga saya berjumlah empat orang yaitu ibu, kakak perempuan, saya sendiri, dan terakhir adik laki-laki. Mengenai ayah saya, beliau sudah lama meninggal pada tahun 2004 karena penyakit dan saat itu saya masih masih berada di Taman Kanak-Kanak. Hal tersebut merupakan pukulan besar bagi keluarga saya, khususnya ibu saya.
Saya beragama Islam, lahir dari keluarga Islam yang taat dan keluarga saya merupakan keluarga yang sangat religius dalam menjalankan ibadah. Hanya kepada Allah Swt. kita sampaikan ucapan syukur atas karunia-Nya dan tempat kita menghaturkan doa-doa. Keluarga saya adalah keluarga yang harmonis walaupun tanpa kehadiran sosok seorang ayah. Namun bersama, kami saling melengkapi satu sama lain, baik saat keadaan suka maupun duka. Ibu saya selalu mengajarkan bahwa keluarga adalah yang nomor satu dan segalanya, serta kita harus melindungi satu sama lain. Saya sangat menyayangi keluarga khususnya Ibu, karena jasa beliaulah maka saya bisa berkembang hingga saat ini dan saya sangat bersyukur lahir di keluarga ini.
Ayah saya ketika masih hidup adalah seorang pengacara, namun beliau meninggal ketika saya masih kecil. Setelah meninggalnya ayah saya, perekonomian keluarga kami menjadi sulit karena semua beban harus ditanggung oleh ibu sendiri. Seiring berjalannya waktu, keluarga saya mulai dapat berkembang dan bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari, hingga pada suatu saat di mana keluarga kami sudah bisa dikatakan berkecukupan. Kami tidak perlu memikirkan masalah rumah tinggal yang sudah tersedia. Kami menikmati kebersamaan keluarga kami yang berkecukupan, kami bisa sekolah tanpa memikirkan biaya, makan enak, punya baju bagus, dan sebagainya.
Namun pada suatu saat, Ibu kehilangan banyak uang karena ditipu oleh rekan kerjanya. Uang yang ditipu tersebut bukan hanya milik Ibu sendiri, tetapi berasal juga dari teman-teman Ibu. Ibu saya menghimpun uang dari beberapa temannya sebagai mitra bersama. Akibat penipuan itu, kehilangan semua uang itu dibebankan ke Ibu saya. Kejadian ini sangat memukul keluarga kami. Saat itu tahun 2016 ketika saya menjelang lulus SMA dan sudah diterima di Fakultas Hukum UAJY. Ibu harus menanggung berbagai biaya, mulai dari kuliah kakak saya di UGM, saya akan masuk kuliah di UAJY, dan adik saya masih kelas 2 SMA. Awalnya, Ibu masih punya tabungan yang cukup untuk membiayai semuanya, namun semakin lama tabungan Ibu semakin terkuras. Semakin banyak biaya kami yang harus ditanggung Ibu, mulai dari biaya kuliah kakak, biaya kuliah saya, biaya sekolah adik saya, uang makan, biaya sewa kost, dan biaya hidup kami sehari-hari. Yang paling memberatkan Ibu adalah menutupi hutang-hutang beliau terhadap teman-temannya karena penipuan tersebut. Banyak cara dilakukan Ibu untuk menutupi biaya-biaya kami dan tagihan-tagihan hutang beliau, mulai dari menggunakan tabungannya dan menjual harta benda lainnya. Namun, kami tidak menyesalinya karena Ibu tidak mau membuat orang lain menanggung kerugian yang disebabkan oleh keluarga kami.
Hingga sekarang, hutang ibu saya belum lunas seluruhnya. Ada beberapa orang yang berbaik hati dengan memberi ibu kelonggaran waktu dan bisa mencicil hutang. Hanya saja, saat ini keuangan kami sangat terbatas dan sangat kesulitan dalam membiayai kebutuhan sehari-hari. Jika kondisi ini masih terus berlanjut, maka saya berencana untuk berhenti kuliah saja. Yang menjadi kekuatan saya saat ini adalah kebersamaan dengan keluarga yang saling mendukung satu sama lain serta kehadiran Allah Swt. Namun tetap saja, saya hanyalah manusia biasa yang masih muda dan belum banyak pengalaman, masih banyak kekhawatiran tentang keluarga saya. Untungnya saat ini saya bersama keluarga yang hebat. Saat ini, saya di Jogja tinggal berdua dengan Kakak. Kami mengontrak rumah kecil dengan harga sewa per tahun yang cukup murah, lingkungan sosialnya sangat nyaman karena berada di perkampungan, masyarakatnya ramah dan religius serta banyak kegiatan positif yang bisa saya ikuti. Rumah kontrakan kami cukup nyaman, namun sayang jaraknya agak jauh dari kampus.
Di lingkungan kampus, saya menjadi anggota dari PERMAHI (Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia). Perhimpunan itu sangat aktif mengadakan kegiatan-kegiatan. Alasan saya memilih berkuliah di Fakultas Hukum, tidak terlepas dari pengaruh almarhum ayah saya yang merupakan seorang pengacara. Sejak kecil, saya selalu didorong oleh keluarga untuk menjadi seseorang yang menekuni profesi di dunia hukum. Saya memiliki cita-cita untuk menjadi seorang hakim. Jika saya gagal, saya akan bekerja di perusahaan atau menjadi PNS.
Menurut saya, Beasiswa KAMAJAYA sangat membantu mahasiswa yang terancam putus kuliah. Keunggulan Beasiswa KAMAJAYA adalah adanya semangat untuk terus berbagi kasih. Saya sangat mendukung semua kegiatan KAMAJAYA Scholarship. Saya berharap semua teman-teman yang dibantu oleh Beasiswa KAMAJAYA, jika di kemudian hari menjadi sukses, maka tidak lupa untuk meneruskan semangat berbagi ini, menyisihkan sebagian rezeki yang diperoleh untuk mendukung KAMAJAYA Scholarship sehingga semakin banyak mahasiswa yang terancam putus kuliah dapat dibantu. Saat ini saya ingin mendukung KAMAJAYA Scholarship dengan aktif di website beasiswa.kamajaya.id. Saya ingin mempromosikan KAMAJAYA Scholarship agar semakin banyak orang baik yang tergerak untuk ikut memberikan bantuan kepada para mahasiswa yang terancam putus kuliah melalui KAMAJAYA Scholarship.
No Comments