
Lentera Atma: Ketulusan dalam Kebaikan
Kita adalah orang-orang baik, tetapi kita harus belajar untuk menjadi tulus dalam kebaikan. Kita mempunyai 2 (dua) tanggung jawab. Pertama adalah kita harus menjadi teladan dalam berbuat baik. Kedua adalah kita yang kuat wajib menanggung mereka yang lemah. Kebaikan bukanlah sebuah kebaikan tanpa adanya ketulusan. Motivasi dari semua kebaikan kita akan diuji oleh orang-orang yang tidak tahu berterima kasih, orang-orang serakah, orang-orang yang sudah ditolong tetapi tidak tahu diri. Berbuat baik kepada orang yang baik kepada kita bukanlah sebuah kebaikan tetapi suatu keharusan. Berbuat baik kepada orang yang bisa membalas perbuatan baik kita dan supaya kita dipuji orang tersebut bukanlah sebuah kebaikan melainkan sebuah kemunafikan. Berbuat baik karena memandang muka juga bukanlah suatu kebaikan tetapi kepentingan (semisalnya berbuat baik dengan pilih-pilih orang).
Bagaimana jadi orang yang tulus dalam kebaikan? Yang pertama, orang tulus itu tidak mencatat perbuatan baiknya. Ketulusan seumpama kalau kita berbuat baik lakukanlah seperti buang angin. Kita tidak pernah catat berapa kali kita buang angin dalam sehari, bahkan kita tidak ingat. Yang kedua, orang tulus tidak mencari pujian dari orang lain. Ketika kita berbuat baik dengan orang lain, jangan pernah kita mengharapkan pujian dari orang tersebut, karena pujian dari manusia itu tidak ada artinya. Yang ketiga, orang tulus tidak mengharapkan balasan. Lakukanlah semua kebaikan dengan ketulusan, yakinlah bahwa semua orang yang menabur pasti menuai. Yang keempat, orang tulus menolong semua orang tanpa memandang muka. Jangan baik hanya kepada orang-orang kaya atau kepada orang-orang yang terkenal. Tolonglah orang yang justru butuh pertolongan kita. Yang Kelima, orang tulus tetap berbuat baik meski orang lain tidak berbuat baik. Baik kepada orang yang baik kepada kita itu mudah, tetapi tetap baik kepada orang yang tidak baik kepada kita itu kekuatan.
Orang yang benar-benar baik tidak akan pernah berubah hanya karena orang lain tidak memperlakukannya dengan baik. Teruslah berbuat baik, sampai orang yang jahat pun tidak tahu harus berbuat apa lagi kepada kita. Kalau orang mengejek kita, merendahkan kita, jahat dengan kita, tidak usah dibalas, jangan buang waktu karena tidak ada gunanya. Satu menit yang kita gunakan untuk membalas kejahatan orang, berarti kita kehilangan satu menit untuk melakukan suatu kebaikan. Kebaikan itu bukanlah sebuah kebodohan. Jangan berhenti menebar kebaikan hanya karena kita tidak dihargai dan pernah dikecewakan atau dimanfaatkan.
Image by Michal Jarmoluk from Pixabay
No Comments