Penerima Beasiswa KAMAJAYA : Ilalang Arsa Yoyada
Ilalang Arsa Yoyada
Tanggal Lahir:
Kota Asal:
Studi:
12 Agustus 2000
Yogyakarta
Fakultas Bisnis dan Ekonomika Prodi Akuntansi semester 6 (Februari 2021)
Ilalang Arsa Yoyada
Mahasiswa Fakultas Bisnis dan Ekonomika UAJY Prodi Akuntansi
Mengalami Berbagai Macam Perubahan Lingkungan Sosial
Nama saya Ilalang Arsa Yoyada, saya merupakan anak sulung dari 2 bersaudara. Saya lahir tanggal 12 Agustus 2000. Saya kerap dipanggil Ilalang atau Il. Saya merupakan mahasiswa Program Studi Akuntansi di Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Atma Jaya Yogyakarta serta merupakan penerima Beasiswa KAMAJAYA Angkatan ke-4. Saya memilih untuk masuk Program Studi Akuntansi dikarenakan prospek kerja yang luas untuk kedepannya. Tidak hanya sebatas menjadi sebagai akuntan, tetapi pekerjaan lain seperti auditor, konsultan pajak, admin perusahaan, dan lain-lain. Semua perusahaan membutuhkan seorang akuntan. Bahkan jika kedepannya saya menjadi seorang pebisnis, menurut saya ilmu akuntansi sangat berguna bagi bisnis di masa depan, sebab tidak semua keahlian akuntansi dapat digantikan oleh mesin.
Saat ini, saya dan keluarga yakni Mama dan adik saya tinggal di daerah Sleman dan hidup menumpang di rumah Nenek. Saya berasal dari keluarga sederhana yang kesehariannya menjual Nasi Kuning dan Nasi Jinggo khas Bali di rumah sendiri. Tiap harinya ketika saya sedang tidak ada kuliah pagi, waktu yang saya miliki biasanya digunakan untuk membantu menyiapkan segala keperluan untuk berjualan. Selain berjualan, ketika saya memiliki banyak waktu senggang, terutama ketika tidak ada kuliah atau hari libur, saya memilih menggunakan waktu saya untuk menambah uang saku saya yakni dengan menjadi pengemudi Ojek Online. Pekerjaan tersebut tidak menuntut waktu dan bisa dilakukan kapan saja di saat luang.
Semasa hidup, saya telah dihadapkan dengan berbagai macam perubahan di dalam lingkungan sosial saya. Di masa kecil, setelah pindah dari Semarang, saya sekeluarga bertempat tinggal di Bali karena ayah saya bertugas di sana. Pada awalnya kami bertempat tinggal di daerah Rembiga, Denpasar, di Perumahan Bandara yakni rumah dinas, sebab pada waktu itu kakek dan nenek saya merupakan karyawan PT Angkasa Pura. Selang beberapa waktu, Ayah membeli rumah di daerah Jimbaran, Badung, dan kami sekeluarga pindah ke sana. Singkat cerita, suatu saat ayah saya divonis menderita Gagal Ginjal Kronik sehingga akhirnya harus mengundurkan diri dari kantornya dan memilih untuk pulang ke kampung halamannya di Purwodadi. Pada awal mengidap penyakit tersebut, pengobatannya yakni cuci darah tiap minggunya tanpa menggunakan bantuan Jamkesmas/Jamsostek/Askes. Beberapa bulan dijalani tanpa bantuan pemerintah, cukup menekan ekonomi keluarga saya hingga akhirnya mendapat uluran tangan pemerintah, itupun harus dibayar dengan ayah saya tiap 2 minggu sekali, harus bangun jam 5 pagi untuk cuci darah, yang di mana rumah sakit rujukannya berada di Semarang yakni RS Kariadi. Hingga 9 tahun ayah saya berjuang untuk melawan penyakitnya dan akhirnya Tuhan panggil. Lalu setelah ayah saya meninggal, ketika saya kelas 8, ibu saya memilih untuk tinggal bersama ibunya (Nenek) di DIY, dan saya pun menyusul setahun kemudian sebab saya harus menyelesaikan studi SMP saya terlebih dahulu di Purwodadi sekaligus merawat nenek saya.
Sehubungan dengan perubahan lingkungan yang signifikan dalam hidup saya, hal itu disebabkan salah satunya oleh lingkungan sekolah saya. Dari Playgroup di Yayasan Katolik Soverdi Bali di mana mayoritas anaknya seagama, Taman Kanak-Kanak untuk umum, SD Negeri di Bali hingga selesai kelas satu SD, dan kelas 2 berpindah di Purwodadi yakni di SD Kristen Purwodadi. Yang awalnya saya telah bersusah payah belajar bahasa Bali karena tidak ada yang mengajari sebab satu keluarga tidak ada yang bisa berbahasa Bali harus kembali beradaptasi dan belajar menggunakan bahasa Jawa, dan kembali merasakan sekolah yang di mana mayoritasnya seagama dengan saya. Meski demikian, saya dapat mengikuti pelajaran dengan baik semasa SD, dan merupakan siswa yang aktif mengikuti perlombaan dan kegiatan ekstrakurikuler, serta mendapatkan ranking yang baik di sekolah. Lomba tersebut di antaranya drumband, Paduan Suara Sekolah, Pesta Siaga, Juara 1 dan Juara umum Palang Merah Remaja, mewakili Kota Purwodadi dalam PESPARAWI Jawa Tengah Kontingen X, English Competition, Lomba Cerdas Cermat, Lomba Siswa Berprestasi.
Masuk ke masa SMP, secara akademik mengalami penurunan. Mendapat nilai Ujian Negara yang cukup baik dan nilai tes yang memuaskan, akhirnya saya masuk ke SMP terfavorit di kabupaten tersebut (satu-satunya sekolah RSBI di Kabupaten Grobogan). Di Kelas 7, semua berjalan dengan lancar hingga memasuki kelas 8. Perginya ayah saya cukup mempengaruhi akademis saya, sehingga terjadi penurunan. Perbedaan yang ada ketika bersekolah di SMP negeri tidak menjadi masalah buat saya, justru mendorong saya untuk lebih peduli dengan sekitar, seperti mengingatkan teman untuk sholat, ketika masa puasa harus sadar diri, dan sebagainya. Hingga lulus SMP, akhirnya saya melanjutkan pendidikan di SMA BOPKRI 1 Yogyakarta, dan terdapat dorongan dalam diri untuk menjadi siswa yang baik dalam akademis di sekolah tersebut. Meskipun bersekolah di sekolah swasta, saya mendapat uluran tangan pemerintah melalui program BOS. Saya kembali menjadi siswa yang aktif dan kerap mengikuti lomba dan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan sinematografi, Karya Tulis Ilmiah, serta Remaja Peduli Kependudukan, dan pada tahun terakhir aktif kembali di Paduan Suara. Dalam bidang akademik pun saya di kelas cukup baik, yakni selalu ranking 1 di kelas, dan selalu berada di posisi 5 besar paralel. Hingga akhirnya masuk Universitas Atma Jaya Yogyakarta dan masih aktif berorganisasi.
Saya dikenal sebagai pribadi yang bersemangat, ramah dan mudah bergaul dengan siapa saja, dan saya tidak pernah memilih-milih dalam berteman. Hal itu merupakan buah dari didikan mama saya. Saya dididik untuk tidak hanya berfokus pada kuliah saja, dan saya selalu diingatkan membangun relasi dengan sekitar saya. Hal ini sangat penting dalam hidup, karena hal itu akan berguna bagi masa depan saya. Dalam keseharian saya, saya sangat suka untuk bernyanyi dan bermain musik. Menurut saya, musik dapat membantu saya menghilangkan penat terutama ketika tugas sedang menumpuk. Maka dari itu, selain kuliah saya mengembangkan diri melalui Himpunan Mahasiswa Akuntansi dan sedang mengambil bagian di dalam kabinet pengurus setelah diberi mandat oleh Ketua Himpunan menjadi Pengurus Harian sebuah Divisi. Saya sangat senang diberi tanggung jawab tersebut, hal ini dikarenakan saya senang bertemu dengan orang-orang baru dan budaya yang berbeda-beda sehingga saya dapat mengenal lebih banyak karakter dari tiap-tiap individu, dan saya harus memahami karakter masing masing individu agar segala komunikasi dan kerja sama dapat berjalan dengan lancar.
Sekecil apapun hal-hal yang telah saya lakukan hingga detik ini haruslah menjadi pengalaman agar saya menjadi pribadi yang semakin baik kedepannya. Dengan segala kesibukan yang beriringan antara kuliah dan organisasi, saya harus pintar-pintar mengatur waktu. Sebab, saya harus terus berusaha mempertahankan IPK di atas 3.00. Saya sangat ingin membahagiakan ibu saya yang sudah bersusah payah memasukkan saya ke UAJY dengan biaya yang tidak murah. Jadi, sebisa mungkin saya harus berhasil dalam studi ini dengan hasil yang memuaskan. Dengan diterimanya saya pada program beasiswa ini, saya seperti mendapatkan semangat baru dalam menggapai cita-cita. Suatu saat, saya juga ingin membantu anak-anak lain yang memiliki nasib seperti saya yang kesulitan dalam masalah perekonomian saat telah menjadi orang sukses kelak. Terima kasih kepada KAMAJAYA Scholarship karena sangat membantu dalam sulitnya perekonomian saat ini. Saya sangat bahagia dan bersyukur kepada Tuhan yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menerima Beasiswa KAMAJAYA dan masih dapat melanjutkan kuliah di Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
No Comments