Lentera Atma: Menjadi Berani
Hidup merupakan sebuah misteri yang tidak kita ketahui. Semakin kita bertambah usia, semakin kita dewasa, semakin kita menghadapi realita. Realita dalam hidup kerap kali bertolak belakang dengan apa yang kita harapkan dan tidak jarang setiap kegagalan menjadi trauma. Mungkin melihat masalah keuangan, masalah keluarga, perjuangan pada bangku pendidikan, hubungan dengan pasangan, masalah dengan teman, usaha yang tak berujung pada hasil yang diinginkan, dan banyak persoalan lain membuat hati kita ciut. Kita menjadi terpuruk, takut untuk mencoba lagi, gelisah, dan khawatir.
Sebagai manusia yang dikaruniai akal sehat, kita perlu bangkit dari keterpurukan kita. Mungkin memang susah, karena banyak ketakutan akan kegagalan yang menghantui kita. Namun, menyerah dan berdiam diri atas kegagalan bukanlah tujuan hidup kita. Pertanyaannya adalah mengapa kita sering kali masih takut untuk mencoba lagi, takut untuk bangkit?
Ketakutan dan kekhawatiran merupakan salah satu masalah utama dalam hidup ini. Namun, selalu ada pilihan untuk menjadi takut atau menjadi berani. Kebanyakan orang menghadapi rasa takut dengan menghindari ketakutan itu. Akan tetapi, cara agar kita dapat menghilangkan rasa takut adalah dengan menghadapi rasa takut itu, terus mengerjakannya hingga kita melihat hasil dari apa yang kita upayakan. Pada dasarnya, ketakutan merupakan buah dari ketidakpercayaan terhadap Tuhan. Dalam Injil Yohanes 14 : 1 tertulis, “Janganlah susah hatimu, tetap percayalah kepada Tuhan dan percayalah kepada-Ku.” Ayat tersebut mengajarkan kita untuk tetap percaya pada Tuhan dan menyerahkan apa yang kita rencanakan dalam tangan kuasa-Nya. Kita tidak perlu takut untuk hari esok, karena Tuhan pasti memelihara kita. Kita harus percaya bahwa Tuhan tidak menciptakan kita untuk tujuan yang buruk, kita harus percaya bahwa Tuhan menciptakan untuk kebaikan dan segala rencana-Nya indah pada waktunya.
Image by Gerd Altmann from Pixabay
No Comments