Coretan Mahasiswa: Bahagia adalah Pilihan
Pada 12 Juli 2012, penasihat PBB, Jayme Illien, menyatakan gagasannya mengenai kebahagiaan pada konferensi PBB pertama setelah sebelumnya melakukan kampanye bertahun-tahun. Hingga akhirnya pada 20 Maret 2013, menjadi pertama kali diadakannya Hari Kebahagiaan Internasional. Tujuan akhir dari gerakan ini adalah untuk menyebarkan kesadaran bahwa kemajuan tidak hanya tentang meningkatkan keuntungan dan mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga kesejahteraan dan kebahagiaan manusia.
Menurut nationalday.com, bahagia itu bukanlah pemberian. WHO memperkirakan ada 300 juta orang saat ini hidup dengan depresi, sementara masih banyak lagi yang menghadapi kekurangan kebahagiaan yang tidak dapat didiagnosa dalam hidup mereka. Jadi, mari kita mengambil pilihan untuk bahagia karena itu pilihan. Ketika kita merasa sendiri, kita perlu melihat hal-hal positif di sekitar kita dan opsi untuk bahagia harus dipilih.
Kemudian, ada beberapa penelitian yang menghubungkan tersenyum untuk meningkatkan suasana hati, mengurangi stres, dan hiburan yang lebih besar. Reaksi ini menciptakan siklus positif, bahkan jika kita hanya berpura-pura tersenyum, ilmu pengetahuan mengatakan bahwa efek positifnya akan segera dirasakan secara nyata. Wah, jadi, ketika kita berada dalam suasana hati yang buruk sepertinya kita perlu untuk tetap tersenyum!
Bahagia itu menular. Penelitian telah menemukan bahwa memperbaiki suasana hati orang lain yang ada di sekitar kita mungkin semudah memperbaiki suasana hati kita sendiri. Para peneliti telah menemukan bahwa postingan positif, bahagia, dan lucu yang dibagikan jauh lebih banyak daripada postingan negatif. Dalam siklus pertumbuhan eksponensial ini, satu pesan yang membangkitkan semangat di satu negara dapat membangkitkan semangat seluruh penduduk di negara lain. Yang harus dilakukan adalah menyebarkan berita. Jadi kita harus menyebarkan hal-hal yang positif terutama kebahagiaan untuk membawa orang lain masuk ke dalam bahagia itu.
Image by Gino Crescoli from Pixabay
No Comments