Lentera Atma: Berbuat Benar dan Mengalah

Suatu hari ada semut yang berjalan berkelompok. Mencari Rah-Rah untuk musim dingin. Kebersamaan dari semut dalam mencari remah-remah membuat mereka suatu kaum yang solid. Di hari yang panas dan tidak menentu di mana remah-remah makanan, kegigihan dalam sensor instingnya yang bekerja. Mencari tanpa henti, gigih dalam pekerjaan. Walau diterpa segala halangan, rasa waswas bertemu mangsa yang lebih besar, dan kemungkinan terinjak-injak oleh makhluk yang lebih besar adalah kemungkinan terburuk bagi kaum semut.

Belajar dari semut, kita sebagai makhluk yang ukuran fisiknya lebih besar, melebihi makhluk kecil seperti semut, serta memiliki akal dan pikiran serta kecerdasan, berkelakuan baik dan benar tidaklah susah. Tidaklah seburuk makhluk besar yang menginjak-injak makhluk yang kecil. Berkelakuan baik dan benar adalah kita paham mengenai situasi yang ada, bisa menjalani kehidupan dengan aturan yang sesuai, norma yang ada serta etika baik yang tertanam dalam insting kita sebagai manusia. Layaknya semut yang memiliki insting gigih dalam menyelesaikan sesuatu serta saling memikul beban bersama-sama.

Sebagai seorang manusia yang memiliki akal, bukan hanya pikiran yang berjalan, tetapi hati nurani mengenai perbuatan baik dan benar yang harus sejalan. Membantu tanpa pamrih ketika orang terdekat mengalami kesulitan dalam hidup. Belajar seperti kawanan semut bahwa hidup harus gigih pada perbuatan baik dan benar. Mari kita meneladaninya.

Image by Willgard Krause from Pixabay