Kisah Penerima Beasiswa: Penyertaan Tuhan
Nama saya Stefani Angelina Ruru Hia dan akrab disapa Stefani. Saya adalah Penerima Beasiswa KAMAJAYA Angkatan ke-4 dan saya juga merupakan mahasiswi Fakultas Hukum UAJY Angkatan 2019. Diterimanya saya di KAMAJAYA Scholarship ini tidak terlepas dari kondisi perekonomian keluarga yang tidak menentu sehingga saya mengalami kesulitan dalam melunasi biaya SPP setiap semester. Namun, semua ini saya bisa lalui hingga saya bisa lulus ujian pendadaran karena penyertaan Tuhan dan juga bantuan dari Beasiswa KAMAJAYA.
Bercerita mengenai pengalaman saya mengenal KAMAJAYA Scholarship dan selama perkuliahan ini dimulai pada saat saya masuk dan diterima di Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta pada tahun 2019. Di Jogja, saya tinggal bersama om dan tante yang merupakan adik dari Ayah saya. Awalnya keadaan masih biasa saja dan juga berjalan lancar. Namun pada akhir Desember 2019, Ayah saya mulai jatuh sakit dan fisiknya semakin lemah. Ternyata setelah diperiksa, Ayah saya mengidap tumor di perut dan sudah mulai membesar. Hal ini juga akan berefek pada organ tubuh yang lain seperti hati, ginjal, dan usus.
Kesulitan ekonomi pun dimulai dari sini. Ayah saya tidak bisa bekerja dalam waktu yang panjang karena sakit sedangkan ibu memang hanya sebagai ibu rumah tangga (tidak bekerja). Saya masih mempunyai adik yang duduk di bangku SD, SMP, dan SMA. Saya sendiri sedang berjuang di bangku perkuliahan. Hal ini tentunya menjadi pergumulan yang sangat luar biasa karena semuanya butuh biaya yang banyak. Apalagi kebutuhan biaya pengobatan Ayah saya yang rutin ke dokter hingga beberapa kali harus rawat inap, hal ini membutuhkan banyak biaya.
Hingga pada suatu hari, saya diberitahukan mengenai Beasiswa KAMAJAYA dan saya merasa bahwa hal ini adalah kesempatan saya untuk bisa melanjutkan kuliah saya. Jika dilihat dari kondisi ekonomi keluarga saat itu, sudah tidak ada harapan untuk bisa melanjutkan kuliah karena biaya yang dibutuhkan sangat banyak sedangkan Ayah saya dalam kondisi sakit parah. Setelah melalui beberapa tahapan proses pendaftaran hingga wawancara dengan para Pengurus Beasiswa KAMAJAYA, syukur Puji Tuhan saya bisa diterima sehingga timbul lagi harapan dan semangat yang besar dalam diri saya untuk bisa melanjutkan kuliah saya.
Namun ternyata setelah saya menerima Beasiswa KAMAJAYA ini tidak lama, Ayah saya meninggal dunia setelah melalui banyak proses penyembuhan yang sangat panjang. Ayah saya harus berkali-kali rawat inap hingga kemoterapi 4 kali dan operasi usus besar akibat komplikasi tumor yang dideritanya. Hal ini pun sempat membuat saya menjadi tidak semangat dan membuat saya sangat “down”. Namun di balik kesedihan yang sangat dalam, Tuhan sudah menyiapkan rencananya yang indah melalui Beasiswa KAMAJAYA ini.
Selepas kepergian ayah saya, kini hanya ada saya, mama dan adik-adik saya yang akan terus melanjutkan kehidupan. Namun, semuanya juga tidak berjalan lancar karena Ibu saya harus mengurus kelima anaknya yang masih sekolah sedangkan penghasilan yang didapatkan bisa tergolong sangat rendah. Meskipun demikian, hal ini tidak membuat saya menjadi kecil hati dan menyerah. Karena kondisi inilah saya harus tetap bersemangat dalam menjalani kehidupan dan tetap semangat melanjutkan perkuliahan saya.
Selama perkuliahan, saya mengikuti beberapa organisasi mahasiswa seperti Forum Diskusi Sahabat FH UAJY, beberapa kepanitiaan organisasi mahasiswa, dan berbagai macam kegiatan kampus lainnya. Kegiatan di gereja pun tidak bisa tinggalkan, saya juga aktif dalam pelayanan Gereja setiap minggunya. Mendapatkan kesempatan untuk bisa diterima di Beasiswa KAMAJAYA tidak membuat saya menjadi masa bodoh akan perkuliahan saya. Hal ini malah menjadi salah satu alasan saya untuk tekun dalam belajar karena saya mempunyai tanggung jawab dan kewajiban. Secara moril karena telah dibantu oleh KAMAJAYA Scholarship, saya tidak ingin mengecewakan orang-orang yang telah membantu saya. Dalam hal ini, saya mengusahakan setiap semesternya saya bisa mendapatkan nilai yang baik dan mempunyai niat untuk lulus kuliah tepat waktu. Hingga pada waktunya saya mulai masuk Semester 7 di tahun 2021 dan saya mulai mengerjakan skripsi.
Sayangnya, tidak semua proses bisa berjalan dengan lancar. Dalam kenyataannya pasti akan selalu ada hambatan. Terkadang rasa malas, tidak percaya diri akan tulisan yang dibuat menjadi penghalang yang sering terjadi saat penulisan skripsi sehingga saya pernah tidak menyentuh laptop selama 2 minggu. Akan tetapi saya kembali menguatkan diri saya, mengingat kembali bahwa saya punya kewajiban moril dan juga sebagai tumpuan harapan orang tua. Saya tidak boleh menyia-nyiakan waktu saya hanya untuk bermalas-malasan. Dan puji Tuhan, dalam satu semester saya bisa menyelesaikan penulisan skripsi dan melalui ujian pendadaran di bulan Desember 2022.
Keberhasilan saya ini tentunya tidak terlepas dari bantuan Beasiswa KAMAJAYA, sehingga saya bisa menyelesaikan studi saya. Dengan tulisan ini, saya mengucapkan terima kasih banyak atas bantuan yang telah diberikan baik secara moril dan materiil. Selama menerima Beasiswa KAMAJAYA, saya dan teman-teman selalu mengikuti bimbingan konseling setiap semesternya. Hal ini sangat membantu saya dengan adanya dukungan moril ini oleh para konselor Beasiswa KAMAJAYA.
Saya yakin Beasiswa KAMAJAYA akan maju ke depannya dan selalu membantu orang yang membutuhkan agar harapannya tidak sia-sia dan bisa menyelesaikan studinya tepat waktu. Semoga Tuhan selalu membantu dan menolong para Bapak/Ibu donatur dan Bapak /Ibu pengurus KAMAJAYA Scholarship dalam mengurus beasiswa ini.
Terima kasih KAMAJAYA Scholarship.
Yogyakarta, 12 Januari 2023
Stefani Angelina Ruru Hia
Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum UAJY Angkatan 2019
Penerima Beasiswa KAMAJAYA Angkatan ke-4
No Comments