KAMAJAYA Scholarship / Kisah/Kesaksian/Testimoni  / Kisah Penerima Beasiswa: Kuliah, dari Berkat untuk Berkat

Kisah Penerima Beasiswa: Kuliah, dari Berkat untuk Berkat

Perkenalkan nama saya Patricia Devita Samara, biasa dipanggil Patric. Saya merupakan Penerima Beasiswa KAMAJAYA Angkatan V. Kali ini, saya ingin menceritakan kisah perjuangan dari awal kuliah tepatnya saat menerima Beasiswa KAMAJAYA hingga saya lulus pada tanggal 18 Juli 2023. Saya mulai menerima beasiswa ini pada tahun ketiga atau pada semester kelima. Pada saat itu, ekonomi keluarga saya sedang terpuruk sehingga membuat saya berpikir untuk mengambil cuti terlebih dahulu. Cuti kuliah sementara agar orang tua punya kesempatan untuk menabung biaya kelanjutan kuliah saya. Namun, saya berpikir bahwa cara tersebut bukanlah solusi terbaik untuk masalah ini. Saya memutuskan untuk mencari-cari informasi beasiswa yang ada di kampus bahkan di luar kampus dan mencoba mendaftarnya. Puji Tuhan, saya bisa diterima pada Beasiswa KAMAJAYA dan bisa melanjutkan studi saya.

Singkat cerita, pada Semester 5 dan 6 kegiatan perkuliahan bisa saya lalui dengan baik dan lancar. Hingga masuklah di Semester 7, yang mana pada masa itu, perkuliahan sudah mulai full offline. Saya harus kembali ke Jogja dengan kondisi ekonomi keluarga yang sedang sulit. Imbas dari kesulitan ekonomi ini pun mulai saya rasakan. Salah satunya berimbas pada pola pikir dan mental saya.

Pada semester 7, saya mengambil beberapa kelas pilihan dan juga PPTA (Penulisan Proposal Tugas Akhir). Dan saat itu, selain pusing dengan tugas-tugas kuliah, saya juga sedikit kepikiran dengan kondisi ekonomi keluarga saya. Saat itu, saya sempat khawatir kalau-kalau orang tua saya akan sangat terbebani dengan biaya-biaya yang akan saya keluarkan selama di perantauan ini. Namun, Puji Tuhan, berkat Tuhan senantiasa membantu saya melalui tangan-tangan orang baik sehingga saya bisa bertahan di perantauan walaupun mungkin tidak dalam posisi berlebih seperti teman-teman yang lain.

Berbicara soal skripsi, saya sempat mengalami kendala, yaitu topik yang saya ajukan saat proposal skripsi terpaksa harus diganti karena adanya permasalahan data sample yang dibutuhkan saat pengerjaan skripsi. Selain itu, masalah lain yang saya hadapi adalah menjaga kesehatan mental. Saya merasa selama mengerjakan skripsi saya sangat dibebani oleh overthinking dan juga hustle culture yang justru membuat saya stres dan sempat depresi. Akan tetapi, saya sadar bahwa hal-hal tersebut bersifat toxic sehingga bagaimanapun ceritanya, saya harus berusaha keluar dari situasi tersebut. Beberapa cara yang saya lakukan, yaitu membuat scheduling sehingga setiap harinya saya punya break session di sela-sela mengerjakan skripsi dan juga semakin mendekatkan diri dengan Tuhan melalui doa dan mohon berkat dari para romo (konselor) untuk kelancaran pengerjaan skripsi saya. Saya juga sangat bersyukur dipertemukan dengan dosen pembimbing skripsi yang sangat mendukung saya baik dari seluruh aspek, salah satunya aspek mental. Beliau terus memberi saya support yang terkadang tidak didapatkan oleh teman-teman saya dari dosen pembimbing mereka.

Setelah kurang lebih 4 bulan mengerjakan skripsi, tibalah waktunya memaparkan hasil kerja saya tersebut. Jadwal sidang diumumkan dan kebetulan saya juga meminta ke dosen pembimbing untuk melakukan sidang secara offline. Alasannya sederhana, saya ingin setidaknya momen terakhir perkuliahan saya bisa berkesan dan memorable setelah semuanya harus terlaksana secara online. Pada saat masa persiapan sidang, saya sempat merasa khawatir lagi dengan pertanyaan-pertanyaan yang akan dilontarkan oleh dosen penguji. Dan saat hari H, tepatnya pada tanggal 18 Juli 2023, saya masuk ke ruang sidang dan akhirnya setelah kurang lebih 1 jam durasi sidang, saya dinyatakan lulus dan mendapatkan hasil akhir maksimal walaupun dengan sedikit tambahan revisi. Saya sangat bersyukur untuk semua hal yang saya lalui selama di perkuliahan ini.

Dari seluruh kisah perjalanan kuliah saya ini, saya dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa saya dapat melanjutkan kuliah saya semua karena berkat Tuhan yang disalurkan melalui tangan orang-orang baik. Dan setelah lulus nanti, saya punya kewajiban untuk mengembangkan dan memanfaatkan seluruh kemampuan yang saya miliki untuk menjadi berkat bagi orang lain juga.

Akhir kata, saya ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada Bapak/Ibu donatur, para konselor, dan seluruh pengurus KAMAJAYA Scholarship yang telah memberikan bantuan baik secara moril dan materiil selama saya menjadi penerima beasiswa sehingga saya dapat menyelesaikan studi saya dengan baik dan tepat waktu. Saya berharap kiranya Beasiswa KAMAJAYA ini dapat semakin berkembang lebih baik ke depannya dan semakin lebih banyak membantu mahasiswa yang membutuhkan.

Yogyakarta, 20 Juli 2023

Patricia Devita Samara
Mahasiswa Program Studi Informatika UAJY Angkatan 2019
Penerima Beasiswa KAMAJAYA Angkatan ke-5

No Comments

Post a Comment

×

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× Tanya Beasiswa KAMAJAYA