KAMAJAYA Scholarship / Kisah/Kesaksian/Testimoni  / Kisah Penerima Beasiswa: The Best Way to Predict The Future is to Create It

Kisah Penerima Beasiswa: The Best Way to Predict The Future is to Create It

Saya Silvia Melani sering disapa dengan sebutan Silvi yang lahir dan tumbuh besar di Palembang, Sumatera Selatan. Sejak menginjak bangku Sekolah Menengah Atas, tekad saya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi sudah semakin matang. Namun, seiring berjalannya waktu, keadaan ekonomi keluarga saya yang tidak mencukupi jika saya pada saat itu harus melanjutkan pendidikan di bangku kuliah tentu membuat perasaan sedih dan kecewa yang harus saya alami. Keadaan ekonomi yang menghambat bukan berarti tekad dan semangat saya untuk mengenyam pendidikan tinggi juga hilang. Saat itu, saya tetap optimis untuk tetap melanjutkan pendidikan pada tahun berikutnya setelah saya tamat SMA. Kemudian, saya mendapatkan pekerjaan pertama saya di PT Indomarco Prismatama hingga tidak terasa setahun pun berlalu saya bekerja dan menjadi bagian dari perusahaan tersebut.

Melihat salah satu teman kerja saya yang bisa bekerja sambil kuliah, semangat saya untuk mendaftar di perguruan tinggi pun semakin tinggi. Atas saran dan masukan yang saya terima dari keluarga membuat saya berani mendaftarkan diri ke Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Saya dinyatakan diterima di UAJY setelah melewati beberapa tes yang harus saya kerjakan. Setelah diterima, saya mendapatkan kabar juga dari paman saya untuk mencoba mendaftar Beasiswa KAMAJAYA. Kemudian, saya mendaftar beasiswa tersebut disertai juga dengan esai diri mengenai hambatan-hambatan apa yang saya alami untuk dapat berkuliah. Esai tersebut dilihat oleh salah satu donatur yang merupakan alumni UAJY dan beliau pun berniat membantu biaya kuliah saya hingga selesai. Saya sangat berterima kasih pada Tuhan saat itu, karena Tuhan telah mengutus salah satu umat-Nya untuk membantu saya mewujudkan mimpi yang saya inginkan.

Setelah saya dinyatakan lolos seleksi Beasiswa KAMAJAYA, saya berkumpul dan berbaur bersama anak-anak KAMAJAYA Scholarship (KS) hingga di awal tahun 2020 sebelum adanya pandemi COVID-19 di Indonesia. Saya bersama Penerima Beasiswa KAMAJAYA sempat menyelenggarakan MAKRAB di Kaliurang. Kami, sesama Penerima Beasiswa KAMAJAYA berkumpul, bercengkrama, bertukar cerita dan satu sama lain mulai mengakrabkan diri karena akhirnya dapat bertemu dan bersyukur menjadi bagian dari Beasiswa KAMAJAYA.

Namun, baru saja saya merasakan senangnya bertemu teman-teman baru yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan merasakan juga nikmatnya menjadi mahasiswa di bangku perkuliahan hingga di tahun 2020 tepatnya bulan Maret, pandemi COVID-19 pun memasuki Indonesia. Pihak kampus kemudian menetapkan bahwa metode pembelajaran diubah menjadi daring atau via online. Saya kemudian memutuskan untuk pulang ke Palembang, karena situasi yang tidak pasti dan membuat keluarga di rumah juga ikut risau jika saya berada di perantauan sendirian tanpa sanak dan saudara. Hingga tidak terasa kehidupan perkuliahan pun saya jalani secara online.

Pada awalnya, saya cukup kesulitan karena harus beradaptasi dengan metode pembelajaran yang terbilang baru karena bertatap muka saat itu hanya dengan via online. Namun seiring berjalannya waktu, saya pun bisa karena terbiasa hingga tidak terasa 4 semester saya lalui dengan kuliah secara online. Lalu, di semester 7 pihak kampus pun menetapkan untuk kembali kuliah bertatap muka secara langsung di kampus sehingga di tahun 2022 saya memutuskan untuk kembali ke Jogja dan bertemu lagi dengan teman-teman saya yang selama ini saya kenal dan bertemu hanya melalui daring saja.

Di semester 7, saya menyadari bahwa waktu terasa cepat sekali berlalu, karena perasaan saya yang baru kemarin menjadi mahasiswa baru dan tiba-tiba saat menginjakkan diri lagi di kampus saya sudah menyandang predikat mahasiswa akhir dan tentunya harus sudah siap juga menghadapi tugas akhir yaitu KKN dan Skripsi. Perasaan haru, sedih, takut dan bahagia pun menjadi satu karena kini, melalui proses yang cukup panjang dari awal sampai saat ini saya tetap bisa bertahan hingga sejauh ini.

Masa-masa menjadi mahasiswa merupakan suatu masa yang paling mengesankan bagi saya karena semakin dekat dengan akhir dari kehidupan perkuliahan maka akan semakin dekat juga akhir dari momen-momen kebersamaan saya dengan teman-teman kuliah. Dimulai dari saat saya diterima menjadi bagian dari Kantor Pelatihan Bahasa dan Budaya (KPBB) Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Saya menjadi bagian dari Student Staff yang bekerja di divisi Informasi dan Promosi. Dari sini saya juga menemukan sebuah ‘keluarga baru’ yang menjadi tempat saya pulang ketika mengingat mereka. Karena kebaikan-kebaikan yang saya terima baik dari Bapak, Ibu Dosen dan karyawan yang bekerja di sana sangatlah terbuka bagi kami yang hanya merupakan pekerja part time di kantor tersebut serta teman-teman student staff juga yang saling mendukung, saling membantu satu sama lain dan saling merangkul jika salah satu orang mendapat kesusahan.

Lalu, saat memasuki masa di mana kami sebagai mahasiswa harus mengabdi kepada masyarakat yaitu lewat Kuliah Kerja Nyata (KKN). Saya ditempatkan bersama 9 orang mahasiswa lain yang berasal dari berbagai jurusan di kampus dan menetap bersama di dusun Sladi, Ponjong, Gunung Kidul. Satu bulan kami bersama, berkumpul di bawah atap yang sama sehingga suka dan duka pun kami jalani bersama-sama. Kemudian, setelah semester 7 selesai saya memasuki tahap semester akhir yaitu semester 8 yang merupakan tahap pengerjaan tugas akhir yaitu skripsi.

Pada awal proses pengajuan judul penelitian, berkali-kali judul saya ditolak oleh dosen pembimbing karena di awal beliau mengatakan judul saya terlalu sederhana dan sudah banyak yang meneliti. Hingga di pertengahan semester saya mengajukan opsi lain beliau malah mengatakan bahwa judul tersebut dianggap terlalu sulit sehingga takutnya saya juga yang akan sulit meneliti. Sampai pengajuan di opsi terakhir baru beliau memberikan persetujuan penelitian dengan judul “Pengaruh Spiritualitas di Tempat Kerja terhadap Niat untuk Tinggal Pramuniaga PT Indomarco Prismatama Cabang Yogyakarta”. Cukup banyak kesulitan yang saya alami dalam penulisan skripsi ini, tapi puji dan syukur penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik. Hingga saat ini, sampailah saya di tahap telah selesai mengerjakan skripsi tersebut dengan memakan waktu 5 bulan dari awal pengajuan judul hingga selesai. Di tanggal 8 September 2023 kemarin, menjadi suatu momen kebanggaan bagi saya karena telah usai melaksanakan ujian pendadaran dengan perolehan hasil akhir A.

Segala puji dan syukur saya ucapkan sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, kasih, kebaikan dan limpahan nikmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada keluarga saya, papa, mama dan kakak yang sampai saat ini masih terus memberikan dukungan, semangat dan doa. Serta, terakhir saya mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada donatur Beasiswa KAMAJAYA yang telah membantu saya dari awal hingga sampai akhir. Tidak ada persembahan terakhir yang dapat saya berikan selain rasa terima kasih sebanyak-banyaknya kepada donatur yang memberi dukungan baik secara moril maupun materil. Saya menyadari tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, saya mungkin tidak bisa sampai di tahap ini, di tahap yang paling saya inginkan dan impikan yaitu menyelesaikan studi saya hingga mendapatkan gelar sarjana.

Yogyakarta, 8 Oktober 2023

Silvia Melani
Mahasiswa Program Studi Manajemen UAJY Angkatan 2019
Penerima Beasiswa KAMAJAYA Angkatan ke-3

No Comments

Post a Comment

×

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× Tanya Beasiswa KAMAJAYA