KAMAJAYA Scholarship / Penerima Beasiswa  / Periode 2023/2024  / Penerima Beasiswa KAMAJAYA : Cornelia Marissa Adina Septia

Penerima Beasiswa KAMAJAYA : Cornelia Marissa Adina Septia

Cornelia Marissa Adina Septia

Tanggal Lahir:
Kota Asal:
Studi:

4 Juli 2003

Yogyakarta

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Prodi Ilmu Komunikasi semester 6 (Mei 2024)

Cornelia Marissa Adina Septia

Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UAJY Prodi Ilmu Komunikasi

Harapan Besar untuk Masa Depan

Perkenalkan, nama saya Cornelia Marissa Adina Septia, biasa dipanggil Caca. Saya lahir di Yogyakarta pada tanggal 4 Juli 2003. Saya lahir di keluarga yang sangat sederhana sebagai anak kedua. Orang tua saya selalu berusaha memperkenalkan anak-anaknya pada hal baru dengan cara yang sederhana. Keluarga saya selalu dihadapkan pada kondisi yang cukup berat karena harus membiayai kedua anak yang jarak usianya hanya satu tahun. Misalnya ketika tahun ini orang tua harus mengeluarkan biaya besar untuk kakak melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, maka sebelum pembiayaan selesai, orang tua saya harus berpikir untuk membiayai saya ke jenjang yang sama satu tahun setelahnya, begitu seterusnya.

Maka dari itu, dalam keluarga kami, adanya kesulitan ekonomi merupakan hal yang lumrah. Orang tua saya pun memberikan penjelasan kepada kami dan mengajak anak-anaknya untuk berhemat. Oleh sebab itu, kami selalu belajar untuk saling mengerti. Terlebih orang tua kami bukanlah orang tua yang selalu menuntut anak-anaknya dengan keras untuk mencapai sesuatu yang diinginkan orang tua. Namun, mereka tetap membantu kami untuk mempertimbangkan hal-hal yang sekiranya dapat menunjang keberhasilan kami di masa sekarang dan di masa yang akan datang. Kedua orang tua saya juga mengajarkan anak-anaknya untuk aktif dalam lingkungan Gereja dan masyarakat.

Sejak kecil, saya tinggal di sebuah perkampungan di tengah kota. Mayoritas penduduk bekerja sebagai pedagang. Teman-teman sepergaulan saya mayoritas beragama Islam, berbeda dengan saya baik untuk sekolah, maupun pergaulan. Sebagai seorang Nasrani di tengah kampung yang mayoritas Islam, saya yang saat itu masih kecil kerap kali mendapatkan pertanyaan aneh atau bahkan persepsi buruk atas agama yang saya imani. Saya bisa memakluminya karena agama yang saya anut adalah minoritas. Orang tua saya juga mengajarkan bahwa pada intinya setiap agama adalah baik, maka kita tidak dapat mengatur persepsi setiap orang. Namun karena itulah, saya semakin bisa melihat keberagaman yang ada di Indonesia lewat kampung yang saya tinggali, saya juga menjadi lebih toleransi dan menghargai sesama.

Mulai dari Taman Kanak-Kanak hingga Sekolah Menengah Atas, saya menempuh pendidikan di sekolah Swasta Katolik. Untuk prestasi akademik, saya tidak terlalu menonjol. Sejak TK, saya lebih menonjol dalam prestasi non-akademik. Namun dalam setiap jenjangnya, hobi atau talenta yang saya miliki silih berganti. Ketika masih TK, saya kerap mengikuti kejuaraan mewarnai. Saat SD, saya kerap tampil sebagai penari tradisional, drama di sekolah dan gereja, mengikuti lomba bercerita atau mendongeng, serta paduan suara gereja. Sedangkan ketika SMP hingga SMA, saya lebih sering menjadi organis dalam pentas paduan suara atau perayaan ekaristi. Sampai saat ini pun kesibukan yang kerap saya jalani adalah menjadi organis untuk mengiringi beberapa kegiatan.

Keterlibatan saya di masyarakat sangatlah minim, berbeda dengan keterlibatan saya di gereja. Sejak kecil, saya sangat aktif dalam kegiatan menggereja, bahkan hingga sekarang. Berawal dari menjadi pemain drama ketika misa anak, misdinar, organis, hingga saat ini menjadi pengurus OMK dan komsos gereja. Ketika memasuki Semester 4, saya pernah mencoba untuk mendaftar di sebuah perusahaan kecil sebagai mitra. Setelah melewati tes wawancara, teori, dan tes kerja, puji Tuhan saya berhasil diterima. Kurang lebih selama 4 bulan (tidak rutin) saya berkuliah sambil bekerja. Namun karena semakin lama jadwal kuliah semakin tidak menentu, akhirnya saya berhenti bekerja. Dari pengalaman sederhana tersebut, saya belajar banyak hal meskipun pada akhirnya tidak bisa dilanjutkan.

Saya bersyukur karena di tahun 2023 saya diterima sebagai mahasiswa Penerima Beasiswa KAMAJAYA. Meski belum bisa membuktikan bahwa saya memang layak untuk mendapatkannya, saya berusaha semaksimal mungkin. Mulai dari memaksimalkan nilai akademik, juga memaksimalkan potensi-potensi non-akademik yang saya miliki. Saya juga berusaha untuk aktif dan melayani di KAMAJAYA Scholarship sehingga dapat memberikan pikiran dan tenaga saya. Harapan terbesar saya kelak adalah membalas kebaikan para donatur dengan turut serta memberikan bantuan kepada teman-teman mahasiswa yang kelak membutuhkan uluran tangan.

Saya juga bersyukur hingga saat ini masih memiliki harapan yang besar untuk masa depan yang lebih baik. Mulai dari mimpi tertinggi saya yang ingin menjadi seorang news anchor, hingga keinginan lain yang sampai saat ini masih saya pelajari dalam proses perkuliahan maupun non-perkuliahan. Saya berharap semakin dewasa saya memiliki hidup yang seimbang. Seimbang berarti saya dapat melibatkan diri saya dalam setiap lingkungan yang ada, seperti keluarga, masyarakat, pekerjaan, hingga lingkungan gereja. Dengan demikian, saya dapat memaknai setiap relasi dan perjumpaan saya dengan sesama, menyadari kebaikan Tuhan yang diturunkan melalui orang lain, sehingga akhirnya dapat membalas kebaikan tersebut. Semoga saya dapat menjadi berkat bagi sesama.

Setelah mewawancarai seorang karyawan sebuah restoran untuk proyek UAS.
Setelah mewawancarai seorang pemilik usaha pengelolaan limbah untuk proyek UAS.
Ketika menjadi pemandu dalam kegiatan character building.
Ketika menjadi MC dalam acara HUT Gereja.
Ketika menjadi panitia konser.
Ketika menjadi organis.

No Comments

Post a Comment

×

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× Tanya Beasiswa KAMAJAYA