
Lentera Atma: Membela Kebenaran
“Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat” (Markus 6:18-19)
Menegakkan kebenaran bukanlah hal yang mudah. Ketika melihat kesalahan yang dilakukan oleh Herodes, Yohanes dengan berani menegurnya dan menunjukkan kesalahannya. Hal ini ia lakukan karena ia menghendaki agar Herodes bertobat. Namun, ternyata niat baiknya justru membuat Yohanes harus berhadapan dengan kekejian dan kematian. Ini adalah bentuk kemartiran yang sesungguhnya. Inilah semangat yang dapat kita teladani dari Yohanes, yakni keberanian untuk membela kebenaran dan kepedulian akan keselamatan jiwa orang lain.
Marilah kita merefleksikan: Apakah sudah ada sebuah semangat yang berkobar dalam diri kita untuk membela kebenaran Tuhan? Sudahkah kita memiliki keberanian untuk berdiri teguh di tengah dunia yang semakin kehilangan arah, demi menyuarakan kebenaran-Nya? Di saat begitu banyak jiwa yang tersesat dalam gelapnya dosa, apakah hati kita sudah tergerak untuk membawa mereka kembali kepada terang kasih-Nya? Jangan sampai kita hanya menjadi penonton, membiarkan kebenaran diputarbalikkan dan kemurnian diinjak-injak oleh kepalsuan dunia. Tuhan memanggil kita bukan sekadar untuk percaya, tetapi juga untuk berjuang, agar keadilan dan kebenaran-Nya semakin nyata di dunia ini.
Tuhan, tumbuhkanlah dalam diri kami cinta yang mendalam akan kebenaran-Mu. Berikanlah kami semangat yang berkobar untuk tidak hanya mengimani, tetapi juga menghidupi serta memperjuangkannya dalam setiap langkah kehidupan kami. Anugerahkanlah keberanian kepada kami untuk tetap teguh dalam iman, meskipun menghadapi tantangan dan penolakan dari dunia. Jadikanlah kami alat kasih-Mu, yang tidak ragu untuk melindungi kemurnian sesama dan membawa mereka kembali kepada-Mu. Semoga setiap tindakan dan perkataan kami senantiasa menjadi cerminan dari kebenaran dan cinta kasih-Mu. Amin.
Image by Fathromi Ramdlon from Pixabay
No Comments