Lentera Atma: Sahabat Sejati

Sahabat sejati adalah harta yang tak dapat dinilai dengan uang. Sahabat sejati berbeda dengan sahabat sehati. Sahabat sehati adalah seseorang yang selalu membenarkan segala tindak tanduk kita tidak peduli apakah itu buruk atau baik. Sahabat sejati adalah seseorang yang akan ada saat kita susah dan senang, memberi nasihat saat kita linglung dalam kehidupan, memberi arahan baik dalam setiap langkah dan suportif terhadap kemajuan diri.

Kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk bersosialisasi, betukar pikiran, dan menjalani hari-hari. Terutama rata-rata anak muda saat ini, cenderung lebih terbuka terhadap “sahabat” daripada orang tua mereka. Anak muda sering lebih nyaman berkeluh kesah, meminta bantuan sahabatnya, dan merasa jika bercerita ke orang tua akan menjadi kesalahpahaman dan memicu pertengkaran.

Kita semua pasti memiliki seorang yang dapat dikategorikan sebagai sahabat. Jika sudah memiliki, apakah persahabatan kita termasuk sejati ataukah hanya sehati? Apakah sahabat kita tersebut, selalu mengarahkan kita pada hal yang baik, atau malah sebaliknya membiarkan kita berjalan mundur?

Jika posisi dibalik, apakah kita merasa bahwa kita sudah menjadi sahabat yang baik untuk sahabat kita sendiri atau justru kita yang membawa hal-hal yang kurang bijaksana? Ketika teman dalam masalah, apakah kita siap memberi saran dan solusi atau waktu untuk mendengarkannya? Mungkin, kita sering merasa bingung harus berbuat apa dan harus bersikap dan bertindak bagaimana.

Saudara semua, tidak apa-apa bingung harus bertindak bagaimana, hal itu adalah manusiawi, namun kita juga memiliki tugas untuk selalu mengingatkan hal-hal baik terhadap teman, sahabat dan keluarga serta orang-orang di sekitar kita. Marilah kita belajar dan berusaha menjadi sahabat sejati yang senantiasa menjadi garam di antara teman-teman dan lingkungan kita. Seperti Tuhan yang selalu menjaga kawanan domba-Nya, begitu pula sahabat sejati. Kita harus selalu dekat dengan Tuhan juga untuk mendapat berkat, agar setiap tindakan, ucapan, dan perilaku kita disertai berkat Tuhan, sehingga setiap orang yang berteman dengan kita juga dapat merasakan kasih-Nya.

Image by Sasin Tipchai from Pixabay