KAMAJAYA Scholarship / Opini  / Opini: Pemimpin atas Diri Sendiri

Opini: Pemimpin atas Diri Sendiri

Sejak kecil, kita selalu melihat bagaimana orang dewasa selalu mengatur kehidupan kita, bagaimana kita harus makan, kapan kita harus tidur, dan sebagainya. Hal ini membuat kita merasa tidak sabar menjadi dewasa agar bebas dari pengaturan orang tua, bebas ingin melakukan apa pun, bebas ingin ini dan itu, ingin memiliki kuasa atas diri sendiri. Menjadi pemimpin bukan berarti kita harus memiliki kuasa atas orang lain. Menjadi pemimpin adalah ketika kita mengerti apa yang kita inginkan dan tahu apa yang harus dilalui untuk meraih hal yang diinginkan.

Menjadi pemimpin mengharuskan kita untuk memahami diri sendiri, mengenali diri sendiri. Siapakah diri kita? Apa tujuan kita? Mengapa hal tersebut menjadi target dan tujuan kita? Kapan target kita harus tercapai? Bagaimana cara mencapai target kita? Ke mana saja jalur yang harus kita tempuh untuk mencapai target kita? Tanpa kita mengenali diri dan memahami diri kita, kita sendiri akan kesulitan menentukan batas-batas dari kemampuan diri kita, hal-hal apa saja yang dapat dikembangkan, serta potensi apa saja yang kita miliki.

Tidak hanya memahami diri sendiri secara logika, tetapi kita juga harus memahami diri sendiri secara emosional. Kita sendiri harus paham atas perasaan yang kita rasakan sebagai seorang individu. Seberapa jauh emosi ini dapat mempengaruhi kita? Apa dampak yang akan diterima oleh lingkungan sekitar? Apakah menguntungkan atau merugikan? Dengan mengerti dan paham atas apa yang kita rasakan, kita menjadi pribadi yang memiliki kontrol atas emosi kita, bukan berarti menghilangkan emosi kita begitu saja. Dengan mengontrol emosi yang bermacam-macam ini, menjadi diri kita pribadi yang empati kepada diri sendiri dan semua pribadi di sekitar kita.

Selain itu, kita juga harus memiliki kontrol atau kuasa atas diri kita sendiri. Bukan pemimpin jika kita tidak memiliki kontrol. Pengendalian respons terhadap rangsangan, emosi, dan perasaan yang kita terima menjadi hal yang sangat penting terutama ketika kita memiliki sebuah masalah di mana mengharuskan kita membuat sebuah keputusan. Bagaimana kita mengendalikan emosi seperti marah, sedih, benci, serakah, malas, dan sebagainya mempengaruhi hasil yang akan tampak di akhir tujuan nanti? Apakah hal itu merugikan? Apakah hal itu menguntungkan? Apakah hal itu sepadan dengan perjuangan selama ini? Kenapa hasil yang kita terima jauh berbeda dari bayangan kita?

Dan yang terakhir adalah tanggung jawab. Ya, tanggung jawab terhadap pilihan kita. Tanggung jawab terhadap keputusan kita. Entah itu menguntungkan ataupun merugikan. Hasil akhir yang kita peroleh adalah cerminan dari hal-hal yang telah kita lakukan di atas. Hal-hal itu pula yang mencerminkan semua pilihan yang telah kita buat sendiri. Kita tidak bisa begitu saja menyalahkan orang lain atas hal buruk yang menimpa kita. Semua yang kita lakukan berdasarkan keputusan dan pilihan yang selama inilah yang menentukan bagaimana kondisi kita di titik ini, sejauh mana progres kita di titik ini.

Yogyakarta, 23 Maret 2023

Marcellinus Kalya Parahita
Mahasiswa Program Studi Arsitektur UAJY Angkatan 2020
Penerima Beasiswa KAMAJAYA Angkatan ke-6

Image by SplitShire from Pixabay

No Comments

Post a Comment

×

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× Tanya Beasiswa KAMAJAYA